Belajar merupakan faktor penting
dalam menentukan kualitas kehidupan seseorang. Oleh karena itu kesempatan
belajar seharusnya dapat dimiliki oleh siapapun, di manapun dan kapanpun.
Konsep pendidikan sepanjang hayat (life-long education) dan pendidikan untuk
semua (education for all) yang dicetuskan oleh UNESCO merupakan suatu gagasan
yang harus dapat diwujudkan di Indonesia. Namun upaya ke arah itu ternyata
masih banyak menemui kendala. Hingga saat ini problem pemerataan kesempatan
belajar masih menjadi masalah besar dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, misalnya melalui pembangunan gedung
sekolah baru, peningkatan daya tampung pada sekolah-sekolah yang telah ada,
penambahan fasilitas belajar, pengadaan dan pengangkatan tenaga guru, pemberian
beasiswa, dan lain-lain. Namun upaya itu ternyata belum dapat mengatasi masalah
pemerataan pendidikan secara tuntas. Masih banyak warga masyarakat yang belum
dapat terjangkau oleh layanan pendidikan, terutama sebagian masyarakat yang
memiliki berbagai macam kendala tertentu. Pembangunan gedung sekolah baru yang
dilakukan setiap tahun misalnya, belum dapat menjangkau kelompok masyarakat
ekonomi lemah yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Bagi masyarakat yang
memiliki kendala ekonomi, waktu dan geografis masih sulit untuk memperoleh
layanan pendidikan melalui jalur pendidikan reguler/ konvensional. Padahal
sebagai sesama anak bangsa, mereka memiliki hak yang sama dengan anak-anak lain
yang lebih beruntung memperoleh pendidikan, sebagaimana dijamin oleh pasal 31
Undang-undang Dasar 1945.
Bila kita memandang sekolah sebagai
suatu sistem, maka SMP Terbuka (Sekolah Menengah Pertama Terbuka) adalah suatu
sistem sekolah yang memiliki ciri : (1) siswanya lebih banyak belajar mandiri ;
(2) gurunya berbagi peran dengan orang (nara sumber) lain ; (3) sumber belajar
bervariasi, dengan bentuk utama bahan yang dikemas untuk belajar mandiri ; (4)
mempertimbangkan kondisi dan karekteristik siswa dalam penyelenggaraan belajar
pembelajaran ; (5) kegiatan belajar pembelajaran tidak terjadwal pada tempat
dan waktu yang ketat, dan (6) memanfaatkan lingkungan tempat tinggal anak didik
sebagai sumber belajar. (Miarso, 2009). SMP Terbuka adalah suatu bentuk
penerapan teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan sendiri diartikan sebagai
suatu proses komplek dan terpadu yang melibatkan orang, gagasan, prosedur,
peralatan, dan organisasi untuk mengatasi masalah belajar manusia. Cara
mengatasi masalah itu dilakukan dengan menganalisis kebutuhan / mengidentifikasikan
altenatif, memilih dan menguji altenatif, melaksanakan, menilai dan mengelola
keseluruhan kegiatan. Teknologi pendidikan berpegang pada falsafah: agar setiap
pribadi dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin dengan menggunakan
teknologi sebagai proses dan produk, selaras dan serasi dengan perkembangan
serta kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah guna tercapainya cita-cita dalam bidang pendidikan sepeerti yang
diamanatkan oleh pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya
yang dilakukan tersebut berupa pembaharuan atau inovasi dalam bidang
pendidikan. Pembaharuan atau inovasi pendidikan merupakan suatu perubahan yang
baru, yang kualitatif dan berbeda dari sebelumnya, serta sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan dalam pendidikan (Wijaya, Djajuri, dan Rusyan,
1988:7).
Kebijakan tentang wajib belajar
adalah suatu program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh setap warga
Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Kebijakan wajib belajar ini bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga
negara Indonesia agar dapat mengembangkan potensi dirinya untuk dapat hidup
mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Pertama kali diluncurkan pada tahun 1984 dengan nama Kebijakan Wajib
Belajar Enam tahun. Kebijakan wajib belajar pada saat itu mewajibkan warga
Negara Indonesia mengikuti pendidikan selama 6 tahun di jenjang sekolah dasar
ataupun pada seprogram yang sederajat seperti pada Madrasah Ibtidaiyah (MI)
bahkan dapat juga menempuh program kesetaraan yang bersifat nonformal seperti
program KEJAR PAKET A. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1994, kembali
pemerintah menggulirkan kebijakan wajib belajar sembilan (9) tahun, disini
terjadi peningkatan tiga tahun. Dalam kebijakan wajib belajar sembilan tahun
ini, setiap warga Negara Indonesia diwajibkan menempuh pendidikan pada jenjang
sekolah dasar atau yang sederajat (6 tahun) dan dilanjutkan lagi pada jenjang
pendidikan di atasnya selama 3 tahun lagi, yakni pada jenjang SMP atau yg
sederajat seperti Madrasa Tsanawiyah (M
Ts), juga program kesetaraan yang bersifat nonformal seperti program KEJAR
PAKET B. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 47
tahun 2008 tentang Wajib Belajar, berbagai keputusan tentang peraturan wajib
belajar yang diterbitkan sebelumnya diperbaharui.
Penuntasan wajib belajar diharapkan
dapat tercapai pada tahun 2008/2009 dengan indikator angka partispasi kasar
(APK) minimal mencapai 95%. APK saat ini untuk anak usia SMP (13 s.d. 15 tahun)
telah mencapai sekitar 80%. Namun setelah mencapai 80%, usaha untuk
meningkatkan APK makin sulit, karena berbagai kondisi yang sekaligus menjadi
kendala. Kendala pertama adalah bahwa anak tamatan SD/MI yang saat ini belum
tertampung pada umumnya bertempat tinggal di daerah terpencil, terisolasi, dan
terpencar. Kedua, SD/MI yang ada lokasinya jauh dari SMP yang telah ada. Ketiga
adalah jumlah siswa pertingkat kelas relatif sedikit, sehingga bila diterapkan
pola yang sudah ada pada umumnya tidak cocok. Akan dibangun USB, siswanya
sedikit sehingga tidak efisien. Didirikan SMP Terbuka, sulit mendapatkan guru
bina atau induknya. Didirikan Kejar Paket B, sulit mendapatkan tenaga pamong
belajar. Oleh karena itu untuk SD yang lokasinya terpencil, terpencar,
terisolasi dan jumlah siswanya sedikit dikembangkan SD-SMP Satu Atap dengan
mendirikan SMP di lokasi SD sehingga mendekatkan SMP dengan domisili siswa. Permasalahannya
adalah bagaimana dan apa yang harus dilakukan baik oleh pusat maupun daerah
untuk menindaklanjuti pelaksanaan pengembangan SD-SMP Satu Atap pada tahun
pertama (2005).
A.
PEMBAHASAN
1.
Analisis
Kebijakan Publik
William
N. Dunn (2000) mengemukakan bahwa analisis kebijakan adalah suatu disiplin ilmu
sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metode penelitian dan argumen
untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan,
sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kebijakan. Weimer and Vining, (1998:1): The product of policy
analysis is advice. Specifically, it is advice that inform some public policy
decision. Jadi analisis kebijakan publik lebih merupakan nasehat atau bahan
pertimbangan pembuat kebijakan publik yang berisi tentang masalah yang
dihadapi, tugas yang mesti dilakukan oleh organisasi publik berkaitan dengan
masalah tersebut, dan juga berbagai alternatif kebijakan yang mungkin bisa diambil
dengan berbagai penilaiannya berdasarkan tujuan kebijakan.
Analisis
kebijakan publik bertujuan memberikan rekomendasi untuk membantu para pembuat
kebijakan dalam upaya memecahkan masalah-masalah publik. Di dalam analisis
kebijakan publik terdapat informasi-informasi berkaitan dengan masalah-masalah
publik serta argumen-argumen tentang berbagai alternatif kebijakan, sebagai
bahan pertimbangan atau masukan kepada pihak pembuat kebijakan.
Analisis
kebijakan publik berdasarkan kajian kebijakannya dapat dibedakan antara
analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan sesudah adanya
kebijakan publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik
berpijak pada permasalahan publik semata sehingga hasilnya benar-benar sebuah
rekomendasi kebijakan publik yang baru. Keduanya baik analisis kebijakan
sebelum maupun sesudah adanya kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni
memberikan rekomendasi kebijakan kepada penentu kebijakan agar didapat
kebijakan yang lebih berkualitas.
2.
Memilih
Alternatif Kebijakan
Dalam
menyeleksi atau memilih alternatif kebijakan guna menentukan kebijakan terpilih
diperlukan kriteria relevan yang standar, untuk merekomendasikan alternatif
mana yang paling baik untuk mencapai tujuan kebijakan. Dalam penerapan kriteria
menurut Patton dan Sawicki (1988) dalam (Keban, 1999 : 46), ada beberapa
kriteria penting yang bisa digunakan yaitu : 1) technical feasibility, 2)
political viability, 3) economic and financial possibility and 4)
administrative operability.
1)
technical
feasibility,
Technical
feasibility untuk mengukur apakah keluaran (outcome) dari kebijakan atau
program dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, dalam kriteria ini ada dua
subkriteria pokok yang diperhatikan yaitu effectiveness dan adequacy.
effectiveness menyangkut sejauhmana kebijakan atau program mencapai apa yang
diinginkan, sedangkan adequacy untuk melihat seberapa jauh kebijakan/program
yang disarankan akan mampu memecahkan persoalan baik keseluruhan maupun
sebahagian.
2)
political
viability,
Political
viability memperhatikan 5 subkriteria yaitu acceptability, untuk melihat apakah
suatu alternatif kebijakan dapat diterima oleh aktor-aktor politik dan para
klien dan aktor-aktor lainnya dalam masyarakat; appropriateness, untuk melihat
apakah suatu alternatif kebijakan tidak merusak atau bertentangan dengan
nilai-nilai yang sudah ada dalam masyarakat; responsiveness, untuk melihat
apakah suatu alternatif kebijakan akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada.
Legal, artinya apakah suatu alternatif kebijakan tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku, serta equity, guna melihat apakah kriteria
alternatif kebijakan yang dipilih menciptakan keadilan dan pemerataan dalam
masyarakat
3)
economic
and financial,
possibility
Economic and financial possibility, merupakan evaluasi ekonomi dari kebijakan
atau program yang ada, meliputi asfek perubahan dalam nilai seperti perubahan
aset ekonomi,GDP, human capital, dan non human resources lainnya, aspek
economis efficiency, aspek profitability dan aspek cost effectiveness
4)
administrative
operability,
Administrative
operability, untuk melihat beberapa elemen administrative seperti autority yang
berkenaan dengan kewenangan melaksanakan suatu kebijakan atau program,
institusional commitment yang melihat kesamaan komitmen dari administrasi level
atas sampai bawah, capability menyangkut kemampuan skill dan staff serta
finansial suatu implementor agent, dan organizational support yang berkaitan
dengan ada atau tidaknya dukungan peralatan, fasilitas fisik dan
pelayanan-pelayanan lainnya terhadap alternatif kebijakan. (4) Policy
Implementation Implementasi menurut Godon dalam keban (1999 : 49) adalah
berkenaan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk realisasi prigram,
dalam hal ini administrator mengatur cara untuk mengorganisir,
menginterpretasikan, dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang diseleksi.
5)
Policy
Assesment
Pada tahap ini
yang merupakan tahap akhir dari tahap pembuatan kebijakan publik, dilakukan
penilian apakah semua proses implementasi sesuai dengan apa yang telah
ditentukan sebelumnya atau tidak, pada tahap ini evaluasi diterapkan. Evaluasi
menurut Wibawa, dkk (1994 : 9-10) dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan
kebijakan, proses implementasi, konsekuensi kebijakan dan efektivitas dampak
kebijakan.
B.
ALTERNATIF
KEBIJAKAN
1.
Alternatif
1 SMP Terbuka
Tabel
1.1
Rekapitulasi
Hasil Penilaian Alternatif 1 Kebijakan SMP Terbuka
No
|
Daerah
Terisolir
|
Pendapatan
|
Sarana
Transportasi
|
||||||
F
|
Parameter
|
Jml
|
F
|
Parameter
|
Jml
|
F
|
Parameter
|
Jml
|
|
1.
|
5
|
0.20
|
1
|
4
|
0.20
|
0.8
|
4
|
0.20
|
0.8
|
2.
|
3
|
0.25
|
0.75
|
2
|
0.25
|
0.5
|
3
|
0.25
|
0.75
|
3.
|
4
|
0.15
|
0.6
|
3
|
0.15
|
0.45
|
5
|
0.15
|
0.75
|
4.
|
2
|
0.10
|
0.2
|
4
|
0.10
|
0.4
|
2
|
0.10
|
0.2
|
5.
|
4
|
0.30
|
0.6
|
3
|
0.30
|
0.9
|
2
|
0.30
|
0.6
|
|
Jumlah
|
3.15
|
Jumlah
|
3.05
|
Jumlah
|
3.1
|
|||
Total
Dari Indikator = (3.15+3.05+3.1) = 9.3
|
I.
Indikator Daerah
Terisolir
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.1 menunjukkan indicator Daerah terisolir memiliki
prioritas yang tinggi ketimbang indicator yang lain yaitu 3.15. Secara (technical feasibility) teknis
pengembangan teknologi sederhana dalam hal ini kesempatan untuk bersekolah
merata, pemerataan mutu pendidikan dengan menghilangkan kesenjangan karena
factor social – geografis. Namun, berdasarkan hasil skoring indicator Daerah
terisolir lemah pada administrative
operability yang tertuju pada komitment dalam melaksanakan implementasi SMP
terbuka yang kurang kuat, dan lemahnya implementor agent. dari sisi, political viability, akan berpengaruh
terhadap nilai – nilai yang ada di dalam masyarakat yang artinya dengan adanya
SMP terbuka maka akan membawa nilai baru yang berpengaruh pada kehidupan
masyarakat, economic and financial
dengan adanya SMP terbuka di daerah terisolir secara langsung akan membawa
dampak yang positif terhadap kehidupan ekonomi warga, Ecological awarness. Meliputi pertimbangan terhadap lingkungan
hayati dan lingkungan social yang dibawa akibat adanya implementasi SMP terbuka
di daerah terisolasi tersebut. Hal ini membawwa dampak yang positif bagi
masyarakat sekitar.
II.
Indikator Pendapatan
Hasil
perhitungan komulatif berdasarkan table 1.1 menunjukkan total komulatif yaitu
3.05, berdasarkan penilaian deskriptif dan penilaian berdasarkan bobot, tehnical faesibility secara teknis
sederhana SMP terbuka ini juga akan mempengaruhi pendapatan masyarakat yang
mana jika adanya SMP terbuka maka aka menambah pendapatan perekonomian. pada political viability tertuju kelompok –
kelompok masyarakat yag notabenya adalah masyarakat yang cukup terpengaruh oleh
adanya SMP terbuka. Dari economic and
finansial possibility kemungkinan biaya yang akan dikeluarkan untuk
implementasi SMP terbuka cenderung besar karena daerah yang belum bisa ditempuh
dengan waktu singkat. Secara administrative
operability dalam hal alternative kebijakan SMP terbuka akan mempengaruhi partisipasi
dari segi pendapatan masyarakat. Ecological
awareness dampaknya terhadap social masyarakat yang menyangkut dengan
pendapatan dilihat dari besaran terhadap pendapatan yang diterima oleh
masyarakat.
III.
Indikator Sarana
Transportasi
Hasil
perhitungan komulatif/ skoring berdasarkan table 1.1 menunjukkan total
komulatif yaitu 3.1. Dari segi technical
feasibility secara sederhana adanya SMP terbuka juga akan diiikuti oleh
peningkatan sarana transportasi namun pada indicator sarana transportasi
mempunyai kelemahan pada administrative
operability yang artinya berkenaan dengan kemampuan SDM dan finansial dalam
menyelenggarakan implementasi SMP terbuka dan pengaruhnya terhadap transportasi
yang kurang. Economic anda finansial
possibility kemungkinan pengukuran biaya terhadap pelaksanaan tersebut
cukup besar. Political Viability
peranan pemerintah dalam pengimplementasian SMP diikuti dengan pembenahan
sarana transportasi yang ada. dan dengan diimplementasikanya SMP terbuka secara
tidak langsung berpengaruh terhadap sarana transportasi dalam hal ini adanya
dukungan pelayanan fasilitas dan juga dampak nyatanya terhadap perkembangan
sarana transportasi dapat dirasakan
IV.
Berdasarkan ketiga
indicator ini bahwa indicator yang mempunyai priortas tertinggi berada pada
indicator Daerah terisolir sebagai alternative objek implemetasi SMP terbuka oleh
pemerintah, dengan skor tertinggi yaitu 3.15 berdasarkan analisis deskriptif
dan juga skoring. Hasil komulatif berdasarkan ketiga indicator yaitu 9.3 dari
skoring berdasarkan parameter yang telah ditentukan
2.
Alternatif
2 SMP Kejar Paket
Tabel
1.2
Rekapitulasi
Hasil Penilaian Alternatif 2 Kebijakan SMP Kejar Paket
No
|
Daerah
Terisolir
|
Pendapatan
|
Sarana
Transportasi
|
||||||
Fk
|
Parameter
|
Jml
|
Fk
|
Parameter
|
Jml
|
Fk
|
Parameter
|
Jml
|
|
1.
|
4
|
0.20
|
0.8
|
3
|
0.20
|
0.6
|
5
|
0.20
|
1
|
2.
|
2
|
0.25
|
0.5
|
3
|
0.25
|
0.75
|
4
|
0.25
|
1
|
3.
|
2
|
0.15
|
0.3
|
4
|
0.15
|
0.6
|
3
|
0.15
|
0.45
|
4.
|
3
|
0.10
|
0.3
|
3
|
0.10
|
0.3
|
4
|
0.10
|
0.4
|
5.
|
3
|
0.30
|
0.9
|
4
|
0.30
|
1.2
|
3
|
0.30
|
0.9
|
|
Jumlah
|
2.8
|
Jumlah
|
3.48
|
Jumlah
|
3.75
|
|||
Total
Dari Indikator = (2.8+3.48+3.75) = 10.03
|
I.
Indikator Daerah
Terisolir
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.2 menunjukkan indicator Daearh terisolir
mempunyai nilai yaitu 2.8. Secara (technical
feasibility) dengan adanya SMP Kejar Paket yang berada di daerah terisolir
akan menumbuhkan pendidikan di daerah tersebut. Economic and Financial Possibility dampak yang ditimbulkan dengan
adanya SMP Kejar Paket di daerah terisolir seharusnya membawa perubahan
pendidikan, namun berdasarkan hasil deskriptif maupun hasil skoring menunjukkan
pemerataan kurang diperhatikan. Political
Viability dilihat dari segi partisipasi pemerintah, masyarakt dan LSM.
Partisipasi oleh pemerintah dianggap kurang begitu berpengaruh terhadap adanya
SMP Kejar Paket yang ada di Daerah Terisolir. administrative operability yang artinya peranan pemerintah dalam
peningkatan pendidikan melalui SMP Kejar Paket yang ada di Daerah Terisolir
memiliki keyakinan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan oleh
pemerintah. Ecological Awareness hasil
penganalisisan secara deskriptif bahwa pengaruhnya terhadap lingkungan social
bagi masyarakat cukup berpengaruh dalam kaitanya dengan keberadaan SMP Kejar
Paket di daerah terisolir.
II. Indikator
Pendapatan
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.2 menunjukkan indicator pendapatan mempunyai
nilai 3.48. Secara Technical Feasibility dengan
adanaya SMP Kejar Paket secara teknis akan berpengaruh cukup tinggi terhadap
pendapatan masyarakat, karena dengan adanya SMP Kejar Paket pendidikan yang ada
di masyarakat akan lebih terangkat. Economic
and Financial Possibility. Tingakt pemerataan pendapatan masyarakat dengan
adanya SMP Kejar Paket secara kuantitas cukup berpengaruh. Political Viability Partisipasi oleh pemerintah, masyarakat dan LSM
dalam upaya mambangun kenaikan pendapatan masyarakat melalui SMP Kejar Paket
cenderung tinggi. administrative
operability yang artrinya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat ,
pemerintah harus memfasilitasi masyarakat berupa pelayanan – pelayanan untuk
mendukung perekonomian yang ada di dalam masyarakat. Dilihat dari uji skoring
bahwa dukungan fasilitas pelayanan oleh pemerintah dikatakan cukup baik. Ecological Awareness, dampak yang
ditimbulkan dengan adanya SMP Kejar Paket terhadap pendapatan masyarakat dapat
dikatakan tinggi
dengan melihat frekuensi yang diambil oleh masyarakat.
III. Indikator
Sarana Transportasi
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.2 menunjukkan indicator pendapatan mempunyai
nilai 3.75. Secara Technical Feasibility permasalahan
sarana transportasi secara perlahan – lahan akan terselesaikan billa diikuti
oleh pembagunan yang lain seperti pendidikan SMP Kejar Paket. Economic and Financial Possibility, Dengan terbukanya pendidikan yang ada di
masyarakat melalui SMP Kejar Paket secara langsung juga akan mempengaruhi
pemerataan sarana transportasi yang ada di masyarakat, karena mobilisasi yang
semakin tinggi tentunya juga harus diimbangi dengan tingkat sarana
transportasi. Political Viability,
partisipasi pemerintah dalam upaya membangun pendidikan juga diimbangi dengan
partisipasi masyarakat dan juga actor – actor yang lain, hal tersebut juga akan
berpengaruh pada peningkatan sarana transportasi namun halis skoring
menunjukkan peran serta semua sector perlu diperkuat lagi. administrative operability, penyelenggaran pendidikan terutama SMP
Kejar Paket oleh pemerintah memang tertuju pada peningkatan kualitas SDM
manusia diikuti dengan adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan sarana
transportasi darat hal tersebut untuk mendukung jalanya pendidikan. Ecological Awareness, berdasarkan hasil
uji skoring yang menyatakan dampak yang terjadi kepada sarana transportasi
memang cukup berpengaruh karena hal tersebut memang mengkibatkan beberapa
pengaruh transportasi oleh masyarakat.
IV. Berdasarkan
ketiga indicator tersebut bahwa prioritas dalam pemilihan alternative adalah
indicator sarana transportasi dengan nilai berdasarkan uji skoring yaitu 3.75.
Hasil komulatif dari Alternatif kebijakan SMP Kejar Paket adalah 10.03 dengan
perhitungan menggunakan parameter sebagai alat analisis alternative kebijakan.
3.
Alternatif
3 SMP Satu Atap
Tabel
1.3
Rekapitulasi
Hasil Penilaian Alternatif 3 Kebijakan SMP Kejar Paket
No
|
Daerah
Terisolir
|
Pendapatan
|
Sarana
Transportasi
|
||||||
F
|
Parameter
|
Jml
|
F
|
Parameter
|
Jml
|
F
|
Parameter
|
Jml
|
|
1.
|
5
|
0.20
|
1
|
5
|
0.20
|
1
|
5
|
0.20
|
1
|
2.
|
3
|
0.25
|
0.75
|
4
|
0.25
|
1
|
4
|
0.25
|
1
|
3.
|
4
|
0.15
|
0.6
|
4
|
0.15
|
0.6
|
3
|
0.15
|
0.45
|
4.
|
2
|
0.10
|
0.2
|
3
|
0.10
|
0.3
|
4
|
0.10
|
0.4
|
5.
|
2
|
0.30
|
0.6
|
4
|
0.30
|
1.2
|
4
|
0.30
|
1.2
|
|
Jumlah
|
3.15
|
Jumlah
|
4.1
|
Jumlah
|
4.05
|
|||
Total
Dari Indikator = (3.15+4.1+4.05) = 11.3
|
I.
Indikator Daerah
Terisolir
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.3 indikator daerah terisolir mempunyai nilai
sebesar 3.15. Technical Feasibility dengan
adanya SMP Satu Atap secara teknis dapat memecahpak permasalahan pendidikan di
daerah terisolir. Economic and Financial
Possibility, masih sedikitnya akses pemerataan dalam hal pendidikan di
daerah terisolir menjadikan masyarakat untuk kurang leluasa mengakses
pendidikan. Political Viability partisipasi
pemerintah, masyarakat dengan adanya SMP Satu Atap mengakibatkan pendidikan di
daerah terisolir dapat dilaksanakan. administrative
operability pelayanan pendidikan di daerah terisolir kurang mendapat
perhatian dari pemerintah. Ecological
Awareness berdasarkan hasil skoring dari table 1.3 dampak yang dirasakan
dengan adanya SMP Satu Atap di daerah terisolir kurang begitu dirasakan.
II.
Indikator Pendapatan
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.3 indikator pendapatan mempunyai nilai sebesar
4.1 Technical Feasibility secara
teknis dengan adanya SMP Satu Atap akan menunjang pendapatan masyarakat karena
disekitar SMP akan tumbuh tetesan perekonomian. . Economic and Financial Possibility, setidaknya pemerataan
pendapatan dengan adanya akses pendidikan dapat meningkatkan peekonomian
masyarakat. Political Viability partisipasi
pemerintah dalam meningkatkan pendidikan di dalam masyarakat mempunyai peranan
yang penting, sehingga pemerintah juga memprioritaskan kebutuhan perekonomian. administrative operability
penyelenggaraan pelayanan pendidikan melalui SMP Satu Atap setidaknya akan
mempengaruhi pendapatan. Ecological
Awareness. Dampak social dengan
diterapkanya SMP Satu Atap memungkinkkan hubungan social yang baik sehingga
secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat perekonomian.
III. Indikator
Sarana Transportasi
Hasil
perhitungan berdasarkan table 1.3 menunjukkan bahwa nilai/skoring sarana
transportasi bernilai 4.05. Technical
Feasibility secara teknis dengan adanya SMP Satu Atap didaerah terisolir
menandakan adanya keyakinan akan penerapan pendidikan sehingga transprtasi akan
menjadi lebih baik. Economic and
Financial Possibility adanya SMP Satu Atap didaerah terisolir menandakan
bahwa adanay pemerataan pendidikan dari pemerintah. Political Viability dengan adanya partisipasi yang cukup baik dari
pemerintah, masyarakat, dan juga LSM akan memudahkan peningkatan sarana
transportasi. administrative operability dengan
adanya SMP Satu Atap menandakan juaga ada peningkatan pelayanan dibidang lain
yaitu transportasi, karena untuk memudahkan jarak yang ditempuh oleh
masyarakat. Ecological Awareness dampak social dengan adanya SMP Satu Atap ini
berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang lebih baik.
IV. Berdasarkan
ketiga indicator tersebut maka hasil penilaian secara total menggambarkan bahwa
indicator sarana transportasi mempunyai prioritas yang tinggi untuk
diimplementasikan. Dan secara komulatif dari ketiga indicator menunjukkan nilai
sebesar 11.3 berdasarkan hasil penilaian skoring.
C.
PEMILIHAN
DARI KETIGA ALTERNATIF
Berdasarkan
hasil penilaian secara skoring dengan menggunakan parameter Patton dan Sawicky
dari ketiga alternative sebagai berikut :
1. Alternatif
1 SMP Terbuka
Penilaian /
skoring yang dihasilkan adalah :
·
(3.15+3.05+3.1)
= 9.3
2. Alternatif
2 SMP Kejar Paket
Penilaian /
skoring yang dihasilkan adalah :
·
(2.8+3.48+3.75)
= 10.03
3. Alternatif
3 SMP Satu Atap
Penilaian /
skoring yang dihasilkan adalah :
·
(3.15+4.1+4.05)
= 11.3
Hail penilaian berdasarkan skoring
menunjukkan jumlah altenatif 1 yaitu (9.3), alternative 2 (10.3), alternative 3
(11.3) yang artinya pemilihan alternative yang menjadi prioritas untuk dijadikan
sebuah kebijakan adalah alternative 3 dengan nilai tertinggi yaitu 11.3
D.
PENUTUP
Kebijakan
merupakan proses pengambilan keputusan yang kompleks, dengan adanya alternative
kebijakan memudahkan untuk prioritas dalam pengambilan keputusan, sehingga akan
memperoleh keputusan yang valid.
LAMPIRAN HASIL
KUESIONER
A.
ALTERNATIF
1 SMP TERBUKA
Tabel
A.1
Daftar
Kuesioner Untuk Daerah Terisolir
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
diterapkanya SMP terbuka dapat meningkatkan pemerataan pendidikan di Daerah
terisolir?
5.
Sangat Meningkatkan Pemerataan
4.
Meningkatkan Pemerataan
3.
Cukup Meningkatkan Pemerataan
2.
Kurang Meningkatkan Pemerataan
1.
Tidak Meningkatkan Pemerataan
|
2.
|
Apakah
penerapan SMP terbuka di daerah terisolir dapat membawa dampak yang positif.?
5.
Sangat Membawa dampak positif
4.
Membawa dampak positif
3.
Cukup Membawa dampak positif
2.
Kurang Membawa dampak positif
1.
Tidak Membawa dampak positif
|
3.
|
Apakah dengan
diterapkannya SMP terbuka di daerah terpencil dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
5.
Sangat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3.
Cukup meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.
Kurang meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1.
Tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat
|
4.
|
Bagaimanakah
peranan / komitmen pemerintah daerah dengan diterapkannya SMP terbuka, apakah
dapat mempunyai pengaruh secara langsung bagi masyarakat?
5.
Sangat berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup berpengaruh
2.
Kurang berpengaruh
1.
Tidak berpengaruh
|
5.
|
Apakah ada
pengaruh dampak social dengan diimplementasikanya SMP terbuka di daerah
terpencil ?
5.
Sangat Berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup Berpengaruh
2.
Kurang Berpengaruh
1.
Tidak Berpengaruh
|
Tabel
A.2
Daftar
Kuesiner Untuk Pendapatan
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
diimplentasikan SMP terbuka akan mempengaruhi tentang persoalan pemerataan pendapatan
masyarakat?
5.
Sangat mempengaruhi
4.
Mempengaruhi
3.
Cukup mempengaruhi
2.
Kurang mempengaruhi
1.
Tidak mempengaruhi
|
2.
|
Apakah dengan
adanya SMP terbuka akan mempengaruhi biaya pengeluaran pendapatan masyarakat
?
5.
Sangat mempengaruhi t
4.
mempengaruhi
3.
Cukup mempengaruhi
2.
Kurang mempengaruhi
1.
Tidak mempengaruhi
|
3.
|
Apakah dengan
kelompok masyarakat pendapatanaya terpengaruh akibat adanya SMP terbuka ?
5.
Sangat mempengaruhi
4.
Mempengaruhi
3.
Cukup mempengaruhi
2.
Kurang mempengaruhi
1.
Tidak mempengaruhi
|
4.
|
Apakah dengan
diterapkanya kebijakan SMP terbuka partisipasi dari masyarakat, pemerintah
dll akan terwujud ?
5.
Sangat Terwujud/ dilaksanakan
4.
Terwujud/ dilaksanakan
3.
Cukup terwujud/ dilaksanakan
2.
Kurang terwujud/ dilaksanakan
1.
Tidak terwujud/ dilaksanakan
|
5.
|
Seberapa
besarkah dampak implentasi kebijakan SMP terbuka terhadap pendapatan ?
5.
Sangat besar
4.
Besar
3.
Cukup besar
2.
Kurang besar
1.
Tidak besar
|
Tabel
A.3
Daftar
Kuesioner Untuk Sarana Transportasi
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP terbuka dapat memecahkan permasalahan sarana transportasi?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan sarana transportasi apabila implementasi
kebijakan SMP terbuka dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP terbuka partisipasi pemerintah dapat meningkatkan
sarana transportasi yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum
apakah anda yakin dengan adanya SMP terbuka, pemerintah secara langsung akan
meningkatkan pelayanan – pelayanan transportasi untuk masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak sarana transportasi yang berpengaruh bagi masyarakat ketika kebijaka
implementasi SMP terbuka dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh bagi sarana transportasi
4.
Berpengaruh bagi sarana transportasi
3.
Cukup berpengaruh bagi sarana transportasi
2.
Kurang berpengaruh bagi sarana transportasi
1.
Tidak berpengaruh bagi sarana transportasi
|
B.
ALTERNATIF
2 SMP KEJAR PAKET
Tabel
B.1
Daftar
Pertanyaan Untuk Daerah Terisolir
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP Kejar Paket dapat memecahkan permasalahan pendidikan di Daerah
Terisolir?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan sarana pendidikan di daerah terisolir apabila
implementasi kebijakan SMP Kejar Paket dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP Kejar Paket partisipasi pemerintah, masyarakat &
LSM dapat meningkatkan sarana pendidikan di daerah terisolir yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum apakah
anda yakin dengan adanya SMP Kejar Paket, pemerintah secara langsung akan
meningkatkan pelayanan – pelayanan Pendidikan di daerah terisolir untuk
masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak pendidikan di daerah terisolir ketika kebijakan implementasi SMP Kejar
Paket dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup berpengaruh
2.
Kurang berpengaruh
1.
Tidak berpengaruh
|
Tabel
B.2
Daftar
Pertayaan Untuk Pendapatan
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP Kejar Paket dapat memecahkan permasalahan pendapatan masyarakat ?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan pendapatan di daerah terisolir apabila implementasi
kebijakan SMP Kejar Paket dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP Kejar Paket partisipasi pemerintah, masyarakat &
LSM dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah terisolir yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum
apakah anda yakin dengan adanya SMP Kejar Paket, pemerintah secara langsung
akan meningkatkan pelayanan – pelayanan dalam bidang ekonomi di daerah
terisolir untuk masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak bagi pendapatan masyarakat di daerah terisolir ketika kebijakan
implementasi SMP Kejar Paket dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup berpengaruh
2.
Kurang berpengaruh
1.
Tidak berpengaruh
|
Tabel
B.3
Daftar
Pertanyaan Untuk Sarana Transportasi
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP Kejar Paket dapat memecahkan permasalahan sarana transportasi di
Daerah Terisolir?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan sarana transportasi di daerah terisolir apabila
implementasi kebijakan SMP Kejar Paket dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP Kejar Paket partisipasi pemerintah, masyarakat &
LSM dapat meningkatkan sarana transportasi di daerah terisolir yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum
apakah anda yakin dengan adanya SMP Kejar Paket, pemerintah secara langsung
akan meningkatkan pelayanan – pelayanan transportasi di daerah terisolir
untuk masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak sarana transportasi di daerah terisolir ketika kebijaka implementasi
SMP Kejar Paket dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh bagi sarana transportasi
4.
Berpengaruh bagi sarana transportasi
3.
Cukup berpengaruh bagi sarana transportasi
2.
Kurang berpengaruh bagi sarana transportasi
1.
Tidak berpengaruh bagi sarana transportasi
|
C.
ALTERNATIF
3 SMP SATU ATAP
Tabel
C.1
Daftar
Pertanyaan Untuk Daerah Terisolir
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP Satu Atap dapat memecahkan permasalahan pendidikan di Daerah Terisolir?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan pendidikan di daerah terisolir apabila
implementasi kebijakan SMP Satu Atap dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP Satu Atap partisipasi pemerintah, masyarakat & LSM
dapat meningkatkan pendidikan di daerah terisolir yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum
apakah anda yakin dengan adanya SMP Satu Atap, pemerintah secara langsung akan
meningkatkan pelayanan – pelayanan pendidikan di daerah terisolir untuk
masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak pendidikan di daerah terisolir ketika kebijakan implementasi SMP Satu
Atap dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup berpengaruh
2.
Kurang berpengaruh
1.
Tidak berpengaruh
|
Tabel
C.2
Daftar
Pertanyaan Untuk Pendapatan
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP Satu Atap dapat memecahkan permasalahan pendapatan di Daerah Terisolir?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan pendapatan di daerah terisolir apabila
implementasi kebijakan SMP Satu Atap dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP Satu Atap partisipasi pemerintah, masyarakat & LSM
dapat meningkatkan pendapatan di daerah terisolir yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum
apakah anda yakin dengan adanya SMP Satu Atap, pemerintah secara langsung
akan meningkatkan pelayanan – pelayanan perekonomian di daerah terisolir
untuk masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak bagi pendapatan masyarakat di daerah terisolir ketika kebijakan
implementasi SMP Satu Atap dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup berpengaruh
2.
Kurang berpengaruh
1.
Tidak berpengaruh
|
Tabel
C.3
Daftar
Pertanyaan Untuk Sarana Transportasi
No
|
Pertanyaan
|
1.
|
Apakah dengan
adanya SMP Satu Atap dapat memecahkan permasalahan sarana transportasi
masyarakat di Daerah Terisolir?
5.
Sangat Setuju
4.
Setuju
3.
Cukup Setuju
2.
Kurang Setuju
1.
Tidak Setuju
|
2.
|
Seberapa
besarkah tingkat pemerataan sarana transportasi di daerah terisolir apabila
implementasi kebijakan SMP Satu Atap dilaksanakan?
5.
Sangat Besar
4.
Besar
3.
Cukup Besar
2.
Kurang Besar
1.
Tidak Besar
|
3.
|
Apakah dengan
diimplementasikan SMP Satu Atap partisipasi pemerintah, masyarakat & LSM
dapat meningkatkan sarana transportasi di daerah terisolir yang ada ?
5.
Sangat Meningkatkan
4.
Meningkatkan
3.
Cukup Meningkatkan
2.
Kurag Menigkatkan
1.
Tidak Meningkatkan
|
4.
|
Secara umum
apakah anda yakin dengan adanya SMP Satu Atap, pemerintah secara langsung
akan meningkatkan pelayanan – pelayanan sarana transportasi di daerah
terisolir untuk masyarakat?
5.
Sangat Yakin
4.
Yakin
3.
Cukup Yakin
2.
Kurang Yakin
1.
Tidak Yakin
|
5.
|
Apakah ada
dampak bagi sarana transportasi masyarakat di daerah terisolir ketika kebijakan
implementasi SMP Satu Atap dilasanakan?
5.
Sangat berpengaruh
4.
Berpengaruh
3.
Cukup berpengaruh
2.
Kurang berpengaruh
1.
Tidak berpengaruh
|
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah Kepedulianmu